Jakarta- Perpustakaan merupakan refleksi peradaban suatu bangsa. Kalau peradaban suatu bangsa sudah maju, biasanya perpustakaan di negara tersebut juga sudah maju. Namun, sangat sedikit masyarakat yang memanfaatkan perpustakaan untuk memperkaya pengetahuan mereka.
”Hal ini juga berdampak pada keberadaan pustakawan di Indonesia. Apresiasi terhadap pustakawan di Indonesia masih kecil,” ujar Kepala perpustakaan Nasional RI Dady P Rachmananta dalam jumpa pers Seleksi Pustakawan Berprestasi Tingkat Nasional, di Jakarta, Rabu (15/8).
Dady menjelaskan, saat ini jumlah tenaga fungsional pustakawan yang terjaring pada pangkalan data Pusat Pengembangan Pustakawan sebanyak 2.914 orang. Mereka tersebar di berbagai jenis perpustakaan di Indonesia. ”Keberadaan pejabat fungsional pustakawan masih terkonsentrasi pada perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan khusus,” lanjutnya.
Menurutnya, pejabat fungsional yang berada di perpustakaan umum baru 36 orang (1,24%) dan perpustakaan sekolah 201 orang (6,89%). Terkait dengan Seleksi Pustakawan Berprestasi, Dady menjelaskan, sejak tahun 1990-an, perpustakaan nasional mengadakan seleksi pustakawan teladan. ”Kalau pustakawan teladan berarti ada beban moral sebab dia harus merupakan tokoh yang diteladani,” ujarnya.
Pada tahun ini, ada 29 pustakawan dari 33 provinsi yang mengikuti seleksi pustakawan berprestasi tingkat nasional.
Dia menambahkan ada 4 provinsi yang tidak mengirimkan pustakawannya untuk mengikuti seleksi tersebut, yakni Provinsi Papua Barat, kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Sulawesi Tengah.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Supriyanto mengatakan tugas pustakawan saat ini sangat berat sebab dia harus dapat menjaring, mengakses, mengkaji dan menemukan kembali informasi yang tidak mengenal ruang dan waktu.
”Perpustakaan nasional melalui seleksi pustakawan berprestasi tingkat nasional dengan tujuan dapat menjaring pustakawan-pustakawan yang dapat dijadikan contoh dimana dia dapat melayani masyarakat dengan menjaring, mengakses, mengkaji dan menemukan kembali informasi,” ujarnya.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Blasius Sudarsono. Menurutnya, pustakawan harus dapat mengelola pengetahuan sebab perpustakaan merupakan tempat untuk memperkenalkan dasar-dasar ilmu pengetahuan.
16 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar