Ujian SNM-PTN/SPMB 2009 akan dimulai, mereka yang diterima menjadi mahasiswa baru masih belum diketahui. Bagi mereka yang diterima, tentu dipenuhi rasa bahagia, suka cita dan kemudian mempersiapkan segala macam hal berkaitan dengan penerimaan mahasiswa baru. Bagaimana dengan mereka yang tidak diterima ? kecewa sudah pasti. Dan diantara yang kecewa mungkin sudah mempersiapkan langkah selanjutnya yaitu mengikuti PMDK tahap ke 2, memilih Universitas swasta atau memilih program D-3.
Bagi mereka yang memilih program D-3 terutama D-3 Universitas Airlangga (unair), ada beberapa pilihan. Mulai dari program studi ilmu sosial, sastra, ekonomi hingga eksakta. Salah satunya adalah Program Studi Teknisi Perpustakaan (PSTP) yang ada di bawah jurusan Sosiologi Fisip Unair. Program studi ini bermula dari program D-2 pada tahun 1982 lalu naik jenjang menjadi D-3 pada tahun 1988 hingga sekarang. Walau termasuk program studi yang berusia cukup tua namun ternyata hingga kini PSTP kurang begitu dikenal dan peminatnya masuk kategori sedang. Tidak terlalu membludak seperti program studi yang ada di Fakultas Ekonomi misalnya. Minimnya pengetahuan masyarakat akan program studi ini menurut saya adalah kurangnya sosialisasi dari pengelola program studi. Padahal pustakawan punya peranan strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, selain guru tentunya.
Pertanyaan yang banyak muncul ketika pertama kali mendengar Prodi (program studi) ini adalah apa yang dipelajari dan bagaimana peluang kerjanya. Seorang teman bahkan pernah bertanya kepada saya wong tugasnya cuma menata buku kok pake kuliah. Saya menjawab dengan analogi. Bayangkan jika kamu masuk ke sebuah supermarket dan ingin membeli sebotol kecap tapi isi dalam supermarket tadi kacau. Semua barang bercampur menjadi satu. Antara makanan dan pakaian serta elektronik bercampur. Tentu sulit menemukan benda yang kita cari. Tapi coba bayangkan sebaliknya, jika semua barang tertata dengan rapi bahkan di tiap langit ruangan antar rak terdapat papan penunjuk. Tentu lebih mudah untuk mencarinya. Secara sederhana, demikianlah tugas seorang pustakawan. Membantu pengguna untuk lebih mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan cara mengolah dan mengelola bahan pustaka menurut kaidah tertentu.
Apa yang dipelajari di PSTP tentu tak jauh dari yang namanya buku. Di sana kita dikenalkan dengan yang namanya Dewey Decimal Classification (DDC) atau sistem pengklasifikasian koleksi buku cara Dewey, sang penemu. Sistem ini, sekali lagi juga ditujukan untuk mempermudah pengguna memperoleh informasi yang dibutuhkan dan berlaku internasional.
Selanjutnya mahasiswa juga diajarkan untuk membuat katalog, baik berupa kartu ataupun dalam bentuk digital. Semua itu merupakan ilmu dasar perpustakaan yang berlaku di perpustakaan manapun. Bukan hanya itu, mahasiswa juga dibekali dengan ilmu manajemen untuk mengelola perpustakaan dan SDM-nya, ilmu psikologi agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengguna, bahasa Inggris serta ilmu komputer yang relevan dengan ilmu perpustakaan.
Jika kita pernah berkunjung ke sebuah perpustakaan, tentulah kita tahu bahwa buku koleksi perpustakaan rata-rata bersampul plastik dan memiliki semacam stiker di bagian punggung buku yang berisi beberapa informasi. Informasi tersebut berisi 3 abjad pertama dari pengarang buku dan nomer panggil (call number) yang terdiri dari beberapa digit angka yang menjelaskan identitas buku tersebut. Informasi yang sama juga terdapat pada katalog, baik kartu maupun digital.
Walau kelihatan sederhana dan mudah jika dibanding dengan jurusan lain seperti Akuntansi misalnya, mahasiswa PSTP dituntut memiliki kemampuan bahasa Inggris dan ketelitian yang tinggi. Terutama dalam proses klasifikasi dan katalogisasi. Sebagai contoh jika kita akan mengolah sebuah buku baru yang berjudul The Art of Gardening. Kita harus bisa memastikan apakah isi buku tersebut masuk ke kelas seni ataukah pertamanan. Jika disini kita salah membuat keputusan, maka akan salah juga langkah selanjutnya. Termasuk pemberian Call Number yang mengacu pada DDC tersebut. Kacau jadinya. Pengunjung yang membutuhkan buku tersebut juga akan bingung.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana peluang kerjanya. Sebagai gambaran, program studi atau jurusan ilmu perpustakaan termasuk jurusan yang langka di Indonesia. Di Jawa Timur saja hanya terdapat di Unair (D3 dan S1) sementara pihak swasta hanya UWK yang membuka (S1). Untuk Indonesia Timur, selain dua tempat diatas ilmu perpustakaan hanya terdapat di Universitas Hasanudin (S1), Makasar. Karena sedikit, maka lulusannya juga sedikit sehingga peluang kerja juga lebih besar jika dibanding dengan lulusan Fakultas lain yang hampir ada di setiap Universitas. Lulusan PSTP mulai dari berdiri hingga sekarang belum mencapai angka 1000 orang, baru berkisar 800an saja. Dan hampir semua terserap kerja.
Peluang kerja lulusan prodi ini sangatlah luas. Lulusan PSTP bisa bekerja di berbagai tempat. Mulai dari Perpustakaan sekolah, Perpustakaan Perguruan Tinggi (negeri atau swasta), Perpustakaan Daerah (menjadi PNS) atau mungkin bekerja di bidang yang sedikit berbeda. Anda bisa bekerja di pusat-pusat data dan dokumentasi baik milik pemerintah maupun swasta. Termasuk pada media penerbitan seperti koran, majalah, dan buku. Terbuka juga kesempatan untuk bekerja pada berbagai stasiun TV yang ada di tanah air. Bahkan, anda juga bisa membuka usaha sendiri dibidang jasa penelusuran informasi.
Dewasa ini, perpustakaan mulai mendapat angin segar. Banyak pihak yang mulai menyadari pentingnya perpustakaan dan mulai mengunakan tenaga yang ahli di bidangnya. Yang terpenting, dibanding jumlah lulusan, jumlah permintaan jauh lebih besar. Peluang ini merupakan kesempatan emas bagi calon mahasiswa yang jeli. Yang memilih kuliah berdasar prospek kedepannya, bukan hanya berdasar gengsi atau ikut-ikutan teman. Lagi pula, menjadi pustakawan juga punya sisi mulia.. Kalau dokter membantu orang lain memperoleh kesembuhan, maka pustakawan membantu orang lain memperoleh informasi. Keuntungan lain, kita bisa membaca banyak buku sepuasnya tanpa perlu mengeluarkan uang lagi. Jadi, kalau anda lulusan SMU/K yang punya minat baca tinggi dan suka membantu orang lain, kenapa tidak menjadi pustakawan ?
16 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
smangad bwt para calon pustakawan.. hh
BalasHapus