17 Maret 2009

Internet sebagai Pendukung Literasi Informasi*

Kemampuan Umum
Setiap orang diperhadapkan pada kebutuhan informasi dalam kesehariannya. Kebutuhan
informasi sangat beragam tergantung profesi, pekerjaan, kondisi, dan situasi diri sendiri atau orang lain.
Ketika ada kebutuhan informasi atau ingin mendapatkan suatu informasi tentang sesuatu masing-
masing kita biasanya sudah memiliki sumber yang dituju untuk mendapatkan jawaban. Sumber
tersebut dapat berupa orang, surat kabar, televisi, radio, buku, majalah, organisasi/lembaga atau
Internet. Kemampuan untuk mendapatkan jawaban atas kebutuhan informasi tidak muncul dengan
sendirinya. Kemampuan ini diasah dalam dua cara, baik formal melalui pendidikan maupun informal
melalui keluarga atau kehidupan sosial. Dengan demikian, kemampuan mendapatkan informasi adalah
kemampuan umum yang dimiliki semua orang dengan tingkat kemampuan yang berbeda.
Tingkat kemampuan yang berbeda inilah yang kemudian menentukan seberapa baik hasil
keputusan, hasil analisis informasi, atau produk informasi yang dihasilkan kemudian. Semisal seorang
ibu hendak membeli bawang merah dan bawang putih. Tidak cukup dia membandingkan harga kedua
barang di dua tempat yang berbeda dari satu sumber informasi. Dia akan lebih mantap memutuskan
jika ada alternatif tempat lain dengan informasi yang lebih banyak dari sekedar harga seperti jarak
tempat belanja dari rumahnya, parkir mobil bayar atau tidak, harga-harga barang lain bersaing atau
tidak dan, musim diskon atau tidak. Di lain tempat, seorang mahasiswa akan lebih mantap mengambil
matakuliah di semester baru jika cukup informasi yang diperoleh tentang matakuliah tersebut, siapa
teman-teman dekatnya yang juga berminat pada matakuliah itu, berapa kelas paralel yang ditawarkan,
siapa saja dosen yang mengajar, dan perkiraan tugas yang biasanya diberikan dalam matakuliah itu.
Satu sumber pastilah tidak cukup untuk memantapkan pilihan.
Kemampuan mendapatkan informasi, mengolah dan menyajikan informasi hasil pengolahan
sebenarnya kemampuan umum yang dimiliki semua orang. Tetapi ini tidak berarti setiap orang dapat
dikatakan memiliki kemampuan literasi informasi atau melek informasi. Namun demikian, semua orang
paling tidak memiliki modal dasar untuk mengembangkan kemampuan literasi informasi. Seseorang
dikatakan memiliki kemampuan literasi informasi mampu untuk memahami kebutuhan informasi dan
mendapatkan informasi yang tepat dalam berbagai format lalu mampu menggunakannya serta mampu
menyajikan informasi kepada audien yang tepat dengan benar. Dengan kemampuan ini, maka
seseorang memiliki kerangka kerja intelektual untuk memahami, mencari, evaluasi dan menggunakan
informasi. Aktifitas-aktifitas ini dapat dilakukan sebagian dengan kemahiran/kelancaran menggunakan
teknologi informasi, sebagian dengan metode pencarian suara, dan yang paling penting adalah melalui
pikiran dan logika yang kritis. Orang yang memiliki kemampuan ini menunjang seseorang untuk dapat
belajar seumur hidup secara mandiri.
Mengapa Kemampuan Literasi Informasi Perlu?Page 2

Internet sebagai Pendukung Literasi Informasi -- Umi Proboyekti
2
Ketika seseorang bermaksud meningkatkan taraf hidupnya, maka dia memerlukan sesuatu
yang lebih dari dirinya yaitu perkembangan diri, baik ketrampilan, pendidikan atau kinerja yang lebih.
Proses menjadi lebih adalah proses belajar. Kemampuan untuk dapat belajar secara mandiri akan
membuat proses yang dilalui lebih mudah dengan kemampuan literasi.
Semisal seorang membudidayakan jamur tiram, untuk dapat mengembangkan usahanya maka
dia perlu mendapatkan informasi tentang situasi pasar dan kemungkinan pengembangan:
membudidayakan jamur lain, melakukan pengolahan terhadap jamur tiram sehingga harga jualnya
lebih tinggi, atau keduanya. Informasi yang diperlukan tentu saja beragam mulai dari tentang cara budi
daya jamur lain, situasi pemasaran jamur lain, cara mengolah jamur tiram, dan sebagainya.
Seorang yang bekerja, untuk mendapatkan posisi, promosi dan tanggung jawab lebih yang
berarti pendapatan lebih, perlu memahami apa yang dibutuhkan untuk memiliki kelebihan ketrampilan
dan kemampuan. Memahami visi dan misi organisasi saja tidak cukup, sehingga perlu dibarengi
dengan informasi tentang bagaimana posisi organisasi dalam masyarakat, kondisi pesaing, dan posisi
apa yang mungkin dapat ditempati olehnya. Ketrampilan baru hanya dapat diperoleh dengan menjalani
proses belajar. Dalam proses belajar itupun memerlukan informasi yang tepat dan benar.
Bagi mahasiswa, kemampuan ini akan menentukan banyaknya informasi yang dapat diserap,
dan lebih dari itu mahasiswa makin mampu menyelesaikan masalah secara kritis, logis dan tidak
mudah diperdaya oleh informasi yang diterimanya tanpa evaluasi. Hasil proses belajar akan maksimal
dan mahasiswa terlatih untuk belajar secara mandiri. Kemudian akhirnya kebiasaan ini akan
menunjang karirnya dalam dunia kerja.
Sumber Informasi dan Alat Pembelajaran
Dari kebutuhan mendapatkan informasi yang dibutuhkan, saat ini kita diperhadapkan pada
berbagai informasi dalam format yang berbeda, sumber yang beragam, dan bermacam jenis. Sumber
informasi yang akan dibahas secara khusus pada makalah ini adalah Internet. Dalam bahasan ini kita
akan melihat bagaimana Internet memiliki dua peran yaitu sebagai penyedia informasi dan sebagai alat
pembelajaran literasi informasi.
Internet sebagai sumber informasi
Internet adalah medium yang digunakan untuk mendistribusikan informasi tentang apa saja
oleh siapa saja dan dari mana saja untuk siapa saja dalam bentuk digital yang ketersediaannya tidak
memiliki batasan khusus. Dengan demikian, informasi yang disajikan di Internet berasal dari berbagai
kalangan: profesional, ilmuwan, pendidik, orang awam, anak kecil, kriminal, pebisnis, aktivis organisasi
terlarang, aktivis LSM, politikus, agamawan, ibu rumah tangga, pengangguran dan sebagainya.
Ketersediaan informasi yang disajikan bervariasi durasinya. Sebagian selalu tersedia, sebagian lagi
diperbarui secara berkala, sebagian lain berpindah tempat, dan yang lain mungkin tidak lagi terakses.
Banyak orang, terutama mahasiswa, cenderung menjadikan Internet menjadi sumber informasi
pertama untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Termasuk untuk mendapatkan berita terkini
dalam hitungan detik, maka Internet adalah tempat yang tepat. Hal ini tidak menjadi masalah jikaPage 3

Internet sebagai Pendukung Literasi Informasi -- Umi Proboyekti
3
mereka yang menjadikan Internet sebagai sumber informasi utama memahami bahwa diperlukan cara
dan kemampuan khusus untuk memastikan bahwa informasi yang didapat dan dipilih adalah informasi
yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan sumbernya. Kemampuan khusus untuk menentukan
informasi sebagai informasi yang benar/tepat atau tidak, dan menggunakan informasi dengan benar
adalah bagian dari kemampuan literasi informasi.
Perlu diingat bahwa informasi yang disajikan di Internet dan didapat dengan mudah adalah
tanpa biaya. Informasi yang didapat dari Internet dengan biaya lebih mudah dipastikan keabsahannya.
Misalnya artikel-artikel dari jurnal IEEE untuk bidang teknik elektro, ilmu komputer
dan teknik
informatika merupakan jurnal yang disajikan melalui Internet dan untuk mengaksesnya diperlukan
keanggotaan yang melibatkan biaya berlangganan. Namun demikian, beberapa sumber informasi
yang tanpa biaya dan memiliki keabsahan dapat dijumpai di Internet seperti misalnya artikel-artikel
tentang kepustakawanan dan teknologi informasi dari EDUCAUSE dan artikel-artikel tentang teknologi
informasi dan masyarakat dari Firstmonday.
Informasi-informasi bermutu dan sumber dapat
dipercaya seperti itulah yang perlu didapatkan melalui Internet dengan menggunakan kemampuan
literasi informasi.
Internet sebagai alat pembelajaran literasi informasi
Cara mencari informasi yang terpercaya di Internet dapat dilakukan menggunakan alat yang
juga tersedia di Internet, salah satunya adalah mesin pencari atau search engine. Alat pencari lain
adalah pencari meta atau meta search dan direktori atau directory. Tersedia beragam mesin pencari di
Internet misalnya Google, Yahoo!, dan Ask. Contoh pencari meta adalah Clusty, Dogpile, Surfwax,
Ixquick dan Copernic Agent. Beberapa contoh direktori adalah Google Directory, Yahoo!, dan
Librarians’ Internet Index. Mesin lain masih banyak lagi seperti versi beta (uji coba) WebClust yang
membantu klasifikasikan dokumen-dokumen hasil pencarian, MsDewey mesin pencari yang
menampilkan figur seorang sekretaris wanita yang membantu mencari dokumen.
Dengan alat yang tersedia ini pengguna dimudahkan untuk mendapatkan informasi dari
berbagai sumber dan bahasa. Kemudahan ini juga menuntut pengguna Internet untuk terbiasa dengan
perangkat keras dan lunak yang dipakai seperti mengoperasikan komputer, mengetik, mengerti istilah-
istilah pada perangkat lunak yang digunakan yaitu browser. Mampu mengoperasikan browser untuk
menampilkan satu atau lebih halaman situs. Operasi komputer yang sederhana seperti mengetik,
mengunduh, membuka file dengan aplikasi tertentu adalah hal yang harus sudah dikuasai. Lebih dari
itu kemampuan untuk mengerti bahasa Inggris sangat penting karena sebagian besar informasi yang
tersedia di Internet menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris. Jika hal-hal sederhana tersebut
belum dikuasai, maka pengguna perlu membekali diri dengan kemampuan mengoperasikan komputer
dan Internet dasar. Pelatihan dasar seperti ini perlu disediakan di perpustakaan jenis apapun, terutama
di perpustakaan sekolah dan pendidikan tinggi.
Jika pengguna tidak memiliki masalah dengan perangkat keras dan lunak untuk melakukan
pencarian di Internet menggunakan mesin pencari atau direktori, maka kemampuan untuk menentukanPage 4

Internet sebagai Pendukung Literasi Informasi -- Umi Proboyekti
4
apa yang menjadi kebutuhan informasi dan berpikir kritis serta logis sangat diperlukan untuk menguji
dan mengevaluasi hasil pencarian.
Melalui Internet pengguna dapat belajar secara mandiri bagaimana melakukan pencarian yang
efektif. Setiap mesin pencari dan direktori menyediakan petunjuk melakukan pencarian dan fasilitas
untuk pencarian sederhana dan kombinasi. Selain itu situs-situs perpustakaan, pada umumnya di luar
Indonesia, menyajikan petunjuk bagaimana mengevaluasi suatu situs untuk mendapatkan informasi
yang dapat dipercaya. Ini menjadi suatu pekerjaan rumah yang penting bagi pustakawan Indonesia
yang peduli pada pemberdayaan penggunanya.
Evaluasi Situs Web
Melakukan evaluasi terhadap situs web hasil pencarian adalah penting untuk memastikan
bahwa informasi yang didapat benar dan berasal dari sumber yang terpercaya. Jika informasi yang
digunakan tidak benar, maka informasi yang diolah dan disajikan tidak benar juga dan itu akan
membawa kepada masalah penyebaran informasi yang salah. Ini harus dihindari.
Dalam melakukan evaluasi terhadap informasi yang disajikan dalam situs web faktor-faktor
yang diperhatikan adalah :
1. Accuracy / Akurasi : siapa yang menulis? Apakah ada alamat kontak untuk menghubungi? Apa
tujuan dari dokumen jelas? Apakah penulis kompeten di bidangnya?
2. Authority / Otoritas: siapa/institusi apa yang mempublikasikan informasi? Apakah berbeda dari
webmaster? Cek domain dari institusi pempublikasi dokumen? Apakah ada informasi tentang
kualifikasi penulis? Domain yang mudah dipercaya adalah domain pendidikan seperti .EDU
(Education), atau kombinasi antara .AC(Academic) dan domain negara, seperti .AC.ID (ID untuk
Indonesia). Domain .COM menunjukkan bahwa situs ini milik suatu perusahaan, sementara .ORG
adalah domain untuk organisasi. Untuk domain .COM dan .ORG pengguna perlu mencermati
akurasi dan otoritas dari perusahaan atau organisasi tersebut.
3. Objectivity / Objektivitas: apa tujuan dari dokumen ini? Adakah hanya untuk iklan sehingga bias?
Apakah audiens dari dokumen ini jelas? Seberapa detil informasi yang diberikan?
4. Currency / Kekinian: Kapan dokumen ini diproduksi? Apakah situs dari dokumen ini terbarui?
5. Coverage / Lingkupan: jika ada link dari dokumen ini, apakah link-link tersebut terkait dengan
dokumen? Jika ada citra yang digunakan, apakah seimbang dengan teks? jika informasi yang
disajikan hasil sitiran, apakah disitir dengan benar?
Jika pada halaman dokumen terdapat penulis dan institusi yang publikasikan dokumen beserta alamat
kontak dan jika pada halaman terdapat pengakuan terhadap penulis berkaitan dengan kualifikasi
penulis, domain alamat situs dapat diandalkan dan jika informasi yang disajikan akurat dan
informasinya objektif dan jika informasi tersebut terbarui kekiniannya dan jika penyajian informasi tidak
terbatasi oleh perangkat lain atau kebutuhan lain atau biaya maka situs yang didapatkan dapat
dikatakan terpercaya.Page 5

Internet sebagai Pendukung Literasi Informasi -- Umi Proboyekti
5
Penyajian Informasi
Pencarian informasi dan evaluasi situs web adalah salah satu kegiatan literasi informasi yang
didukung oleh Internet. Kegiatan literasi informasi lain yang didukung oleh Internet adalah penyajian
dan pendistribusian lewat Internet. Hasil pengolahan informasi yang kita dapatkan pada umumnya
menghasilkan informasi baru. Informasi baru ini ditujukan untuk tujuan tertentu, yaitu menjawab
kebutuhan awal informasi, dan juga untuk disajikan kepada audiens tertentu. Untuk menyajikan
informasi kepada khalayak umum secara luas, Internet sampai hari ini adalah medium memberi
kemudahan dalam penyajian dan jangkauan distribusi yang luas.
Dalam menyajikan informasi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah wadah yang digunakan
untuk menyajikan, bahasa penyajian yang mempengaruhi jangkauan, cakupan topik informasi, dan
audiens yang dituju. Wadah yang dimaksud mencakup institusi yang mempublikasikan misalnya
seorang pustakawan suatu perpustakaan universitas, atau seorang aktivis suatu LSM. Wadah juga
mengacu pada alat yang digunakan, apakah menggunakan alat umum seperti blog di blogger,
wordpress, dan friendster, atau menggunakan server institusi dengan menyewa domain khusus .ORG,
AC.[kode negara], EDU atau .NET.
Sama seperti halnya kita mengevaluasi situs web orang lain, maka situs kita akan dievaluasi
dengan cara yang sama. Karena itu perhatikan faktor-faktor evaluasi situs web agar diterapkahn
sehingga informasi yang kita sajikan akan dipercaya dan tentu saja kompetensi kita juga harus
ditingkatkan agar apa yang disajikan makin bermutu.
Peran Pustakawan
Setelah perpanjang lebar dengan Internet sebagai pendukung literasi informasi, lalu apa yang
menjadi peran pustakawan di dalamnya? Penjelasan di atas memberikan banyak peluang bagi
pustakawan dari perpustakaan jenis apapun untuk memberdayakan diri sendiri agar dapat
memberdayakan orang lain. Tersedianya fasilitas Internet di perpustakaan dalam jumlah kecil, sedang
atau banyak selayaknya menjadi suatu peluang untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi
pustakawan dan kemudian pengguna yang dilayani. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
pustakawan untuk melengkapi diri sendiri dengan kemampuan informasi literasi adalah :
1. mengikuti seminar/workshop literasi informasi
2. membuat diskusi dan pelatihan bersama dengan pustakawan lain, baik dari lembaga yang
sama atau dari lembaga lain
3. mengadakan sharing atau temu-bicara untuk saling berbagi tentang kebutuhan, layanan dan
kemajuan yang dicapai di perpustakaan masing-masing
4. memberdayakan dirinya sendiri dengan fasilitas yang tersedia baik di perpustakaan atau di
organisasi induk
Setelah melengkapi diri sendiri dengan kemampuan literasi informasi, maka langkah selanjutnya
adalah memberdayakan penggunanya atau rekan sekerjanya dengan literasi informasi :Page 6

Internet sebagai Pendukung Literasi Informasi -- Umi Proboyekti
6
1. mengadakan kelas literasi informasi atau bagian dari literasi informasi seperti literasi komputer,
literasi Internet, kelas penggunaan koleksi perpustakaan sesuai kebutuhan penggunanya
dengan fasilitas yang ada.
2. memperkenalkan dan mempromosikan literasi informasi sejak dini kepada pengguna, terutama
untuk perpustakaan sekolah dan pendidikan tinggi
3. membuat situs literasi informasi agar promosi tentang kemampuan ini lebih tersebar terutama
dalam bahasa Indonesia
Jadi sebenarnya tidak ada waktu bagi pustakawan untuk diam atau mengeluh dengan kondisi
perpustakaannya. Kondisi yang ada seharusnya tidak menghalangi pustakawan untuk maju
memberdayakan dirinya sendiri. Usaha ini akan lebih sporadis hasilnya jika perpustakaan-
perpustakaan yang sejenis bersedia berbagi pengalaman dan kemampuan.
Kata Penutup
Membicarakan literasi informasi tidak akan pernah ada habisnya, terutama di negara yang
selalu saja berpredikat berkembang ini. Jika dengan kemampuan ini, orang akan belajar secara mandiri
dan mampu meningkatkan taraf hidupnya, maka sudah selayaknya setiap orang yang memiliki
kemampuan ini berbagi dan memberdayakan orang lain. Pemberdayaan ini sekali lagi akan terdukung
dengan adanya Internet. Jadi jika pendukungnya telah tersedia, tinggal siapa orang-orang yang mau
melakukannya. Jika pemberdayaan ini adalah salah satu peran pustakawan, maka tinggal bagaimana
menggerakkan mereka untuk memberdayakan diri sendiri untuk memberdayakan orang lain.
Sumber Referensi :
American Library Association. "Information Literacy Competency Standards for Higher Education". 6
Februari 2008.[ONLINE] http://www.ala.org/ala/acrl/acrlstandards/informationliteracycompetency.cfm
O’Sullivan, Michael.Scott,Thomas. “Teaching Internet Information Literacy: A Critical
Evaluation”.Information Today. March/April 2000. 6 Februari 2008.[ONLINE]
http://www.infotoday.com/MMSchools/mar00/osullivan&scott.htm
University of California Library Berkeley. “Finding Information on the Internet: a Tutorial”. 7 Februari
2008. [ONLINE] http://www.lib.berkeley.edu/TeachingLib/Guides/Internet/About.html
Infopeole. “Search Tools”. 7 Februari 2008. [ONLINE] http://www.infopeople.org/search/index.html
Wolfgram Memorial Library. “Evaluate Web Pages”. Widener University. 7 Februari 2008. [ONLINE].
http://www3.widener.edu/Academics/Libraries/Wolfgram_Memorial_Library/Evaluate_Web_Pages/659/
Olin and Uris Libraries.”Five Criteria for Evaluating Web Pages” . Cornell University. 7 Februari
2008.[ONLINE]. http://www.library.cornell.edu/olinuris/ref/research/webcrit.html .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar