16 Maret 2009

Biblioblogosphere : Pustakawan Ngeblog

Pustakawan ngeblog? mungkin untuk kebanyakan orang akan menyangka pustakawan tersebut kurang kerjaan, mengetahui sedikit ini itu tentang dunia internet dan berusia antara 20 sampai 30 tahunan bisa jadi masih baru dalam pekerjaanya sebagai pustakawan. Mungkin mereka fikir kenapa tidak bekerja seperti pustakawan pada umumnya daripada "iseng" ngeblog.

Apakah benar begitu? Adalah Meredith Farakas seorang pustakawati di kota kecil Vermont, AS dan penulis buku Social Software in Libraries: Building Collaboration, Communication and Community Online. Melakukan sebuah survey tentang pustakawan khususnya di Amerika sana yang kerap kali ditemukan wira-wiri di dunia per-blog-an pertama kali pada tahun 2005 dan dilanjutkan dua tahun kemudian (2007) untuk melihat perkembangan dari apa yang disebut dengan Biblioblogspehere.

Tapi ingat apa yang saya kutip di bawah ini adalah hasil survey yang dilakukan di AS sana yang tentunya untuk dunia perpustakaan Indonesia tidak bisa disamakan begitu saja. Tentunya karena perbedaan alam antara Indonesia dan AS. Contohnya saja di sini kita masih berjuang dengan kegagapan-teknologi pada kebanyakan pustakawan, sementara di AS mereka memiliki akses internet 24/7 non stop. Namun tidak apa-apalah untuk memperluas wawasan....

Hasil dari survey Farakas menunjukkan bahwa memang benar pustakawan di AS yang ngeblog rata-rata berusia antara 20-30 tahunan dari sekitar 892 blog milik pustakawan. Namun dalam dua tahun belakangan ini ternyata terjadi peningkatan signifikan untuk mereka yang berusia di atas 40 tahun. Namun ternyata, bagi pustakawan yang ngeblog bukan dari mereka yang berkaitan langsung dengan teknologi informasi, namun kebanyakan malah datang dari pustakawan yang bekerja di area referensi (rujukan).

Mungkin karena ngeblog bukan hanya mengerti bagaiman script script HTML atau sejenisnya saja namun lebih utama adalah bagaimana selalu mengisi blog milik-nya dengan informasi, dan bagian rujukan memiliki keuntungan dalam hal sumber data. Sisanya dilakukan oleh para pustakawan yang bertugas dalam bagian lain, namun tidak satupun yang mengaku (dalam survey tersebut) sebagai ahli IT perpustakaan.

Sebenarnya bila pustakawan ngeblog apasih isinya? Yah, tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia, berbagai alasan dari yang sifatnya iseng saja sampai dengan tujuan lebih serius, misalnya memperkenalkan dunia perpustakaan kepada khayalak umum ditemukan dalam survey tersebut.

Paling populer di AS adalah blog mengenai teknologi informasi yang dapat diterapkan di perpustakaan untuk meningkatkan kinerja perpustakaan dalam pelayanan kepada masyarakat. Misalnya untuk pustakawan, tidak juga di AS namun hampir seluruh dunia, mengenal Library Stuff (librarystuff.net), Librarian in Black (librarianinblack.typepad.com) dan Walt at Random (walt.lishost.org) dan blyberg.net yang mengulas tentang teknologi perpustakaan.

Bagaimana dengan pustakawan di Indonesia, menurut saya lebih tepat dengan apa yang Farakas gambarkan dengan 64% pustakawan di AS yaitu mencampuradukkan antara kehidupan sehari-hari mereka dengan pekerjaannya sebagai pustakawan. Tentu saja pemilik blog tersebut menyebut blog mereka lebih bersifat personal ketimbang profesional, walaupun kadang sekali dua kali mereka menelurkan artikel atau tulisan tentang perpustakaan yang sebenarnya dapat dipertimbangkan menjadi artikel ilmiah.

Kenapa mereka ngeblog? survey Farakas menyebutkan bahwa hampir seluruh pustakawan blogger di AS (69%) ngeblog karena mereka ingin membagi ide-ide kepada orang lain. Alasan paling populer lainnya adalah karena ingin membangun dan tergabung dalam sebuah komunitas (38%), kontibusi kepada profesinya sebagai pustakawan (23.2%) dan turba ke pemakai pustakawan di luar gedung perpustakaan (23%).

Uniknya di AS hampir seperempat blogger adalag anonim. Beberapa mungkin karena memiliki atasan yang tidak setuju anak buahnya ngeblog. Lainnya merasa nyaman ngeblog tanpa identitas asli mereka diketahui orang lain. Seperti The Bitter Librarian (bitterlibrarian.blogspot.com) dan Tiny Little Librarian (tinylittlelibrarian.blog-city.com) berisi tentang tindak tanduk pemakai perpustakaan yang kadang terasa sinis, mungkin itu alasan kenapa pemilik blog tersebut tidak ingin diketahui identitasnya 

Perhatikan tulisan berikut : "If librarians were busy all the time, there wouldn't be so many librarian blogs, now would there? Busy librarians don't have time to blog so much. You can tell those librarians without much to do by the frequency of their blog posts. Show me a librarian who posts every day to two or three blogs, and I'll show you a librarian who's mastered the art of looking busy without working very hard. I'm not making fun; these librarians are to be imitated. Master that art, and your work life will be much improved" dari Annoyed Librarian (annoyedlibrarian.blogspot.com) adalah salah satu alasan kenapa pemiliknya tidak ingin dikenal oleh pustakawan lainnya terutama yang hobi ngeblog.
Begitulah sekelumit survey tentang pustakawan dan blog mereka, tentunya seperti yang saya sebut di atas tidak mungkin sama persis dengan apa yang terjadi di Indonesia karena pelbagai alasan.

Saya pribadi kenapa ngeblog bukan karena sebagai pustakawan alasannya, namun lebih karena saya suka menulis tentang apa saja. Membuat blog buat saya adalah kesempatan melatih keterampilan mengolah kata-kata, dan tentunya bagaimana pengunjung blog saya berkomentar tentang apa yang ada di dalamnya....membuat saya merasa, apa ya?.... sudah berbagi, mungkin ?

Bagaimana menurut anda ?

Sumber
http://www.libraryjournal.com/article/CA6510669.html
http://meredith.wolfwater.com/wordpress/index.php/2007/07/29/2007-survey-of-the-biblioblogosphere/
Ilustrasi dari http://pro.corbis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar